Utroq Trieha adalah pria kampung, karena memang lahir dan besar di Yogyakarta namun jauh dari keramaian pusat kota. Yaitu di bagian pojok ndesa, area pinggiran sungai Progo, Jogja bagian barat.
Lahir dan bertumbuh besar di seputaran Kali Progo dengan hamparan sawah dan kebunnya, sementara tak jauh dari sana ada pula deretan perbukitan Menoreh, membuatnya tak asing lagi dengan kehidupan perdesaan dengan segala hiruk-pikuk, resah-gelisah, dan centang perenang sisi sosial –pedesaan lainnya. Sehingga meski ia telah berkelana ke ibukota-Jakarta selama lebih dari sepuluh tahun, tak membuatnya lantas lupa asal; Tetap sebagai lelaki ndesa, orang kampung, namun bukan sosok yang harus menjadi kampungan.

Tahun 2014, paska balik kampung dari Jakarta menuju ranah kelahiran, berbekal senang membaca dan menggemari ‘bahasa coding’ di dunia maya, pria yang di kampung halamannya lebih dikenal dengan panggilan “Utroq” ini kini memiliki aktivitas membangun – merawat – dan mengelola media berbasis internet, baik sebagai Content Writer pun Creative Support di beberapa situs website.
Tahun 2016, ia mengurusi SEO & Social Media Strategyc pada salah satu startup yang menjadi pemenang I Wirausaha Muda Mandiri 2016 kategori Digital Financial dan Tecnology, untuk kemudian mengantarkannya sebagai Marketing Communication & Media Strategyc. Sementara di lain kesempatan, ia juga aktif pada Divisi Media Literasi & Publikasi di JARINGPROject, yaitu sebuah komunitas ataupun tim kreatif yang bergerak pada lini seni & budaya di kota Yogyakarta.
Pada dunia sastra-kepenulisan, tahun 2017 karyanya yang berujud novel berbahasa Jawa berjudul "Beksa Turangga Jati" menjadi nominator di Dinas Kebudayaan DIY. Pun dengan tahun 2020, naskah novel berbahasa jawa berjudul 'Dhemit Ndulit' kembali masuk nomine di Dinas Kebudayaan DIY.